Jumat, 29 Oktober 2010

Asuhan Keperawatan Leukemia

A. Definisi Leukemia

Leukemia adalah gangguan keganasan yang meliputi produksi yang berlebihan dari jenis sel darah putih tertentu di dalam sumsum tulang, biasanya pada stadium imatur. Leukemia dapat bersifat akut atau kronik.

Jenis-jenis leukemia digolongkan dari jalur maturasional spesifik dimana sel-sel abnormal muncul. Leukemia yang muncul dari jalur maturasional limfoid disebut limfositik atau limfoblastik. Sedangkan yang dari jalur maturasional mieloid disebut mielositik atau mielogen. Perbedaan jenis-jenis leukemia dapat dilihat pada hal. terakhir.


B. Patofisiologi

Kelainan patologi dasar pada leukemia adalah perubahan bentuk keganasan dari stem cell atau commited precursor leukocyte cell awal, menyebabkan proliferasi abnormal dari jenis leukosit tertentu. Leukosit-leukosit imatur yang secara fungsi dan strukturnya abnormal diproduksi secara berlebihan di dalam sumsum tulang, sehingga menghentikan produksi eritrosit, pletelet dan menghentikan fungsi leukosit matur lainnya. Kondisi ini mengarah pada anemia, trombositopenia dan leukopenia dari jenis sel darah putih yang tidak terkena, meskipun jumlah SDP abnormal/imatur di dalam sirkulasi meningkat. Jika tidak dilakukan penanganan pasien biasanya mati akibat infeksi atau perdarahan.


C. Etiologi

Studi epidemologi menyatakan bahwa berbagai faktor baik genetik dan lingkungan yang berbeda mungkin terlibat di dalam terjadinya leukemia. Walaupun demikian masih sedikit yang berhasil diidentifikasi. Berikut merupakan faktor resiko terjadinya leukemia antara lain :

¨ Radiasi ion

¨ Zat-zat kimia dan obat-obatan

¨ Hipoplasia sumsum tulang

¨ Interaksi lingkungan

¨ Faktor genetik

¨ Faktor virus

¨ Faktor immunologi

¨ Faktor interaktif


D. Pengkajian

1. Riwayat

Kaji faktor resiko dan faktor penyebab. Usia penting karena kejadian leukemia meningkat seiring dengan usia. Pekerjaan dan hobi dapat mengungkapkan paparan lingkungan yang dapat meningkatkan resiko leukemia. Kaji riwayat sakit yang lalu dan pengobatan mungkin menunjukkan terdapatnya paparan radiasi ion atau pengobatan yang dapat meningkatkan resiko.

Karena leukemia berhubungan dengan perubahan fungsi imun, resiko infeksi meningkat pada klien dengan leukemia. Kaji frekwensi dan tingkat keparahan proses infeksi selama 6 bulan awal seperti influenza, pneumonia, bronkhitis dan demam yang tidak diketahui sebabnya.

Karena fungsi platelet mungkin berkurang, kaji tanda-tanda perdarahan :

· Mudah terjadi memar

· Perdarahan hidung

· Peningkatan mentruasi

· Perdarahan gusi

· Perdarahan rektum

· Hamaturia

· Perdarahan yang lama setelah laserasi atau abrasi kecil

Bila klien telah mengalami kejadian seperti di atas, tanya apakah jenis dan luasnya berdarahan tersebut nerupakan respon biasa klien terhadap injuri atau mencerminkan perubahan di dalam pola injuri.

Klien dengan anemia sering mengalami kelemahan dan fatique akibat dari anemia dan peningkatan metabolik serta tuntutan energi dari sel-sel leukemik. Tanya klien apakah mengalami :

· Sakit kepala

· Perubahan perilaku

· Peningkatan somnolen

· Penurunan kewaspadaan

· Penurunan lama perhatian

· Letargi, kelemahan otot

· Nafsu makan menurun

· Kehilangan BB

· Peningkatan fatique

Tanya klien apakah ada intoleransi aktivitas, jelaskan berapa lama klien mengalami kejadian-kejadian di atas.


2. Pengkajian Fisik

Leukemia meliputi satu atau lebih mekisme patologis di dalam sumsum yang mempengaruhi komposisi dan aktivitas berbagai komponen-konpknen darah. Karena darah mempengaruhi kesehatan dan kapasitas fungsi seluruh organ maka banyak area yang jauh dari tempat asal sel-sel malignan mungkin terpengaruh. Berikut adalah manifestasi klinis yang berhubungan dengan leukemia akut, beberapa diantaranya mungkin merupakan temuan pada leukemia kronik pada fase berat (Blash Phase).

a. Menifestasi kardiovaskuler

· Denyut jantung mungkin meningkat

· Tekanan darah menurun

· Murmur dan bising mungkin positif

· Waktu pengisian kapiler meningkat

b. Menifestasi respirasi

· Meningkatnya RR seiring dengan peningkatan derajat anemia

· Jika terdpat infeksi saluran pernafasan, terdapat tanda-tanda dan gejala pneumonia seperti batuk dan nafas pendek

· Auskultasi terdapat suara nafas abnormal

c. Menifestasi integumen

· Kulit mungkin pucat dan teraba dingin

· Pucat tampak di wajah, sekitar mulut dan dasar kuku, konjungtiva

· Petekia mungkin ditemukan terutama dibagian ekstremitas bawah

· Inspeksi adanya infeksi kulit atau area trauma yang tidak dapat sembuh

· Kaji adanya perdarahan gusi, luka atau lesi rongga mulut yang menunjukkan infeksi

d. Menifestasi gastrointestinal

· Kehilangan BB, mual dan anoreksia

· Kaji area rektum dan periksa tinja untuk mengetahui darah tersembunyi

· Bunyi usus mungkin menurun, bisa konstipasi

· Mungkin dijumpai hepatomegali dan nyeri abdomen pada infiltrasi leukemia ke visera abdomen

e. Menifestasi CNS

· Gangguan saraf kranial, sakit kepala, dan papiledema dijumpai pada infiltrasi leukemia ke meningen atau CNS

· Kejang dan coma dijumpai pada kasus lanjut

· Respon demam lebih diakibatkan oleh adanya infeksi

f. Menifestasi sumsum tulang

· Nyeri tulang atau persendihan akibat dari keterlibatan sumsum dan resorpsi tulang

· Pertumbuhan sel atau infiltrasi mungkin mengakibatkan pembesaran kelenjar limpa atau massa


3. Pengkajian psikososial

· Kecemasan muncul pada diagnosa awal leukemia

· Ketahui pemahaman klien/keluarga dan harapannya

· Klien dapat merasa bosan dan kesepian karena hospitalisasi terutama pada terapi awal

· Kaji pola koping klien


4. Pengkajian laboratorium

Pasien leukemia akut biasanya mempunyai :

· Penurunan HB dan kadar hematokrit

· Penurunan jumlah platelet

· Perubahan jumlah SDP, biasanya meningkat 20 – 100 ribu

· Pada aspirasi / biopsi, sumsum tulang penuh dengan sel-sel leukemik fase blast.

· Variabel koagulasi biasanya bnormal pada leukemia akut, penurunan kadar fibrinogen.Waktu pembekuan darah meningkat meningkat

· Analisis kromosom dari sel-sel sumsum tulang maligna diperlukan untuk :

a) membantu mendiagnosa jenis leukemia

b) memprediksi prognosis

c) menjelaskan efektifitas terapi


5. Pengkajian radiografi

Dilakukan bila dijumpai tanda khusus, misalnya adanya dispneu dilakukan foto thorak untuk mengetahui apakah leukemia berinfiltrasi ke paru.


E. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dewasa dengan leukemia mielogenous akut (AML), jenis paling sering pada leukemia dewasa adalah sbb :

1. Resiko tinggi terhadap infeksi s.d. penurunan respon imun
2. Resiko tinggi terhadap injuri s.d. trombositopenia
3. Fatique s.d. penurunan oksigenasi jaringan dan peningkatan kebutuhan energi

Pada klien dengan AML juga muncul satu atau lebih diagnosa keperawatan berikut :

4. Kerusakan integritas kulit s.d. immobilitas yang lama
5. Perubahan membran mukosa oral s.d. pengaruh kemoterapi dan pansitopenua
6. Defisit perawatan diri total s.d. debilitasi kronis dan kelemahan
7. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d. anoreksia, nausea dan muntah
8. Cemas s.d. takut kematian
9. Ketidakberdayaan s.d. ketidakmampuan mengontrol progresi dari penyakit
10. Perubahan proses keluarga s.d. sakit akut dari anggota keluarga
11. Perubahan peran s.d. ketidakmampuan memenuhi peran orang tua atau peran kleuarga yang lain dan hospitalisasi yang lama
12. Defisit aktivitas diversional s.d. hospitalisasi yang lama


F. Intervensi dan Implementasi Keperawatan

Diagnosa 1 : Resiko tinggi terhadap infeksi s.d. penurunan respon imun

Tujuan : Klien akan terbebas dari resiko infeksi

Rencana Tindakan :

1. Lakukan tindakan isolasi protektif sesuai prosedur (menganjurkan kepada sesama klien untuk cuci tangan, ruang pribadi, pemakaian masker dll)
2. Sediakan peralatan bagi klien seperti pakaian, sarung tangan, sedotan dll pisahkan dengan peralatan klien lainnya
3. Batasi jumlah orang yang membantu klien di ruangnya
4. Jaga klien tetap di dalam ruangannya
5. Batasi jumlah pengunjung
6. Kurangi paparan dengan mikroorganisme dengan mengeliminasi buah-buahan dan sayuran mentah dalam diet pasien
7. Bersihkan ruangan klien sekali / hari
8. Bantu klien mandi dengan sabun antimikroba
9. Bantu klien melakukan oral hygiene tiap 4 jam
10. Cegah trauma rektum dengan pemberian laksatif
11. Ajari klien terhadap tanda-tanda infeksi dan Kaji tanda-tanda infeksi
12. Hindarkan tindakan invasif
13. Monitor jumlah SDP
14. Jika ada infeksi lakukan :

· Pemeriksaan darah vena sebelum diberikan antibiotik

· Lakukan kultur pada luka terbuka, urine dan sputum

· Kelolah antibiotik sesuai instruksi dokter


Diagnosa 2 : Resiko tinggi terhadap injuri s.d. trombositopenia

Tujuan : Klien tidak akan mengalami injuri

Rencana Tindakan :

1. Pegangi klien denganlembut
2. Gunakan sikat gigi yang lembut
3. Hindarkan injeksi IV, IM dan SC
4. Lakukan penekanan rapat tetapi lembut minimal 10 menit saat mencabut jarum
5. Berikan makanan yang masih hangat
6. Izinkan klien mencukur hanya dengan pencukur listrik
7. Pindahkan perkakas yang tidak perlu dari ruang klien
8. Hindarkan pemberian suppositoria dan pemasangan temp rektum
9. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda perdarahan tiap 4 jam seperti ptekia, memar, hemoragi sklera, perdarahan rektum atau vagina, epistaksis dll
10. Kelolah agen-agen topikal dan es, instruksikan klien menghindari obat-obat yang mengandung aspirin atau agen-agen antiinflamasi nonsteroid
11. Monitor nilai lab seperti platelet, hematokrit, waktu koagulasi
12. Berikan transfusi sesuai permintaan


Diagnosa 3 : Fatique s.d. penurunan oksigenasi jaringan dan peningkatan kebutuhan energi

Tujuan : Klien akan dapat berpatisipasi dalam perawatan diri tanpa merasa fatique yang berlebihan

Rencana Tindakan :

1. Bantu klien memilih makanan TKTP
2. Sediakan makanan kecil yang membutuhkan sedikit mengunyah
3. Kelolah pemberian transfusi sesuai permintaan
4. Bantu klien dalam aktivitas perawata diri
5. Izinkan klien istirahat saat tindakan bila klien kelelahan
6. Tunda aktivitas klien yang tidak penting

1 komentar:

  1. terimakasih banyak, sangat menarik dan mudah dimengerti pembahasannya...

    http://obatleukemia.toko-gumilar.com/

    BalasHapus